Dilambai Tak Nampak, Diseru Tak Dengar
Pers masih punya pekerjaan rumah perihal Vaksin Nusantara.
Pers masih punya pekerjaan rumah perihal Vaksin Nusantara.
Mampu berbahasa asing selalu dianggap keren. Kementerian Kesehatan menyangka hal sama. Akibatnya, kata “emerging” lolos digunakan. Kata ‘emerging infectious disease’ diterjemahkan ‘infeksi emerging’.
Pasien pertama wabah bernama kebenaran. Tak pernah disebutkan oleh Juru Bicara Pemerintah saat mengumumkan data mutakhir, saban petang. Ia memang belum mati. Hanya butuh ventilator.
Kita sering mencari pengganti dari satu kata yang sudah dikenal dengan alasan: kasar, tak enak didengar.
Saran #02 kepada media massa: melawan Covid-19 di antaranya memilih kata. Jangan laporkan angka kasus dengan diksi “melonjak”, “lampaui”, “salip”, “cetak rekor”.
Saran #01 kepada media massa: narasumber. “We’re not just fighting an epidemic; we’re fighting an infodemic,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Informasi remang-remang, terlalu banyak rumor, membuat publik tak paham bahaya yang sedang dihadapi. Virus makin menyebar di lingkungan penuh sas-sus.
© 2021 SPEKTATOR, segala hak dilindungi Undang-undang.