Senin, 6 Januari
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengabarkan bahwa wabah yang terjadi di Tiongkok itu diduga berasal dari hewan hidup yang dijual di Pasar Huanan.
Selasa, 9 Januari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pertama kalinya wabah tersebut adalah virus korona (coronavirus). Mereka mengatakan wabah itu mirip dengan flu, berdasarkan pada sejumlah kasus pneumonia yang telah dilaporkan di Wuhan. Coronavirus adalah kelompok virus yang menyerang manusia.
Senin, 13 Januari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi penyebaran kasus wabah virus baru yang misterius dari Tiongkok. Virus dari keluarga yang sama dengan SARS ini dikonfirmasi sudah ada pula di Thailand. WHO mengonfirmasi kasus pertama di Thailand adalah seseorang yang bepergian dari Wuhan, Tiongkok dan dirawat di rumah sakit di negara tersebut pada 8 Januari. Dia didiagnosis mengalami pneumonia ringan.
“Pengujian laboratorium kemudian mengonfirmasi bahwa virus korona baru adalah penyebabnya,” kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic. Kasus ini menandai yang pertama di luar Tiongkok, di mana 41 orang dengan gejala seperti pneumonia sejauh ini telah didiagnosis dengan virus baru di pusat kota Wuhan, dengan salah satu korban meninggal, Kamis (9/1) lalu.
Sabtu, 18 Januari
Dilansir dari BBC Indonesia: jumlah orang yang terinfeksi virus misterius yang muncul di Tiongkok jauh lebih besar dari jumlah resmi, kata para ilmuwan. Ada 41 kasus virus baru yang dikonfirmasi di laboratorium, tetapi para ahli di Inggris memperkirakan jumlahnya mendekati 1.700. Dua orang diketahui telah meninggal dunia karena virus tersebut, yang muncul pertama kali di kota Wuhan, Tiongkok bagian timur, pada Desember lalu.
Minggu, 19 Januari
Para pejabat setempat mengatakan sebanyak 170 orang di Wuhan masih menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk sembilan di antaranya yang mengalami kondisi kritis. Pejabat kesehatan di Distrik Daxing, Beijing, menyebut dua orang yang telah bepergian ke Wuhan kini dirawat atas pneumonia terkait virus itu.
Senin, 20 Januari
135 pintu masuk ke Indonesia, baik udara, laut maupun darat, di jaga oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan. Sudah disiapkan termoscanner untuk mendeteksi suhu badan. “Kalau ada orang dari luar negeri masuk ke Indonesia dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, maka posturnya terlihat berwarna merah pada termoscanner,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono, di Gedung Kemenkes, Jakarta.
Sementara itu, Pemerintah Tiongkok memastikan bahwa penularan virus misterius ini dapat terjadi antarmanusia. Setidaknya 14 petugas medis yang merawat pasien yang terjangkit virus corona, juga tertular.
Selasa, 21 Januari
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyatakan telah mengirimkan edaran yang meminta pihak berwenang untuk meningkatkan kewaspadaan pada seluruh pintu masuk negara, termasuk melalui jalur udara, laut maupun darat. Edaran dari Kemenkes itu juga meminta kesiapsiagaan pihak-pihak dinas kesehatan maupun rumah sakit rujukan dalam menghadapi kemungkinan masuknya penyakit itu.
Kemenkes mengatakan sudah siap seandainya virus korona jenis baru dari Tiongkok, atau novel coronavirus, menyebar sampai ke Indonesia.
Tiongkok mengajukan hak paten obat yang disebut bisa dipakai sebagai obat antivirus korona. Berdasarkan pernyataan yang dimuat di situs Institut Virologi Wuhan. Nama obatnya adalah remdesivir. Remdesivir ini dibuat oleh Gilead Sciences Inc yang sebelumnya dipakai untuk menguji beragam penyakit seperti Ebola dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Kabarnya temuan para ilmuwan menunjukkan kombinasi remdesivir dan chloroquineketika diuji coba ke virus korona baru (2019-nCov) di laboratorium sangat efektif untuk memerangi virus korona baru.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, dokter Vensya Sitohang, mengatakan pemerintah telah menyiapkan 100 rumah sakit yang ditetapkan sebagai rujukan untuk penyakit yang baru muncul atau emerging disease. Logistik seperti peralatan skrining, masker, dan alat pelindung diri juga sudah disiapkan di seluruh pintu masuk Indonesia, terutama di 19 daerah yang menerima penerbangan langsung dari Tiongkok.
Rabu, 22 Januari
Diketahui penyebab wabah di Wuhan itu adalah novel coronavirus (2019-nCoV) yaitu jenis virus baru yang satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan MERS. Nama ini pertama kali digunakan untuk menyebutkan virus tersebut. Badan Kesehatan Dunia atau WHO, mengadakan pertemuan dadakan di Jenewa, Swiss, untuk menentukan apakah wabah virus korona jenis baru merupakan situasi Darurat Kesehatan Publik Internasional, yang membutuhkan respons internasional yang terkoordinasi. Namun WHO memutuskan untuk tidak menyatakan status itu pada tahap ini.
Kamis, 23 Januari
Siang, beredar kabar di media sosial dan grup aplikasi Whatsapp bahwa pegawai Huawei warga negara Tiongkok, yang sedang bertugas di Jakarta, diduga terjangkit virus korona. Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto kepada wartawan menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
“Saya ke sini sengaja mengecek di lapangan apa yang terjadi. Ternyata tidak terjadi apa-apa dan dipastikan dia hanya sakit radang tenggorokan biasa,” kata Terawan di Gedung BRI 2, Jakarta.
Jumat, 24 Januari
Seorang pasien suspek (dicurigai) terinfeksi virus korona diisolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara. Pasien itu diduga memiliki riwayat perjalanan dari Tiongkok. Disebutkan pasien mengalami tanda-tanda yang mirip gejala terjangkit virus korona, yaitu demam, batuk, dan sesak napas.”(Suspek) sudah masuk ruang isolasi dan saat ini sedang uji laboratorium untuk mengetahui lebih lanjut apa pasien benar-benar terkena virus korona atau tidak,” kata Pompini Agustina, Pokja Penyakit Infeksi Emerging RSPI.
Sabtu, 25 Januari
Pasien di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dinyatakan negatif terjangkit virus korona. Ia hanya menderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).
Senin, 27 Januari
Asosiasi Atletik Asia (AAA) mengumumkan bahwa Kejuaraan Asia Atletik Indoor 2020 yang dijadwalkan berlangsung pada 12-13 Februari di Hangzhou, Tiongkok, dipastikan batal. Ini dibatalkan sebagai antisipasi wabah virus korona-baru kepada para atlet dan ofisial. Lalu Muhammad Zohri (sprinter 100 meter), Emilia Nova (lari gawang putri 100 meter) dan Sapwaturrahman (lompat jauh), dari Indonesia, yang berencana berpartisipasi pada kejuaraan itu pun terpaksa gagal berangkat.
Selasa, 28 Januari
Merespons kedatangan 150 wisatawan asal Kunming, Tiongkok, yang mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, Sumatra Barat, Minggu, 26 Januari, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan tidak semua wisatawan yang datang dari Tiongkok ke Indonesia membawa virus korona.
Menurut Komisi Kesehatan Nasional, sampai hari ini, korban meninggal akibat Koronvirus mencapai 106 dari 81 korban di hari sebelumnya. Jumlah total kasus terkonfirmasi di Tiongkok juga bertambah menjadi 4.515 hingga Senin, dari 2.853 sehari sebelumnya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, saat ini sebanyak 243 WNI tengah berada di 15 titik karantina di Provinsi Hubei, Tiongkok. Seratur ada di Wuhan, terdiri dari 84 mahasiswa dan 16 tamu negara, yaitu mahasiswa dari luar Wuhan, profesor dan istri ekspatriat.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memastikan sampai hari ini Indonesia masih aman dari penyebaran virus korona jenis baru atau dikenal sebagai Novel Coronavirus (2019-nCOV). Sedangkan, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah menyatakan menunggu langkah Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan terkait kemungkinan pembatasan tenaga kerja asing asal Tiongkok merespons merebaknya virus korona dalam beberapa waktu terakhir.
Rabu, 29 Januari
Ratusan warga asing telah dievakuasi dari Kota Wuhan, Tiongkok, sejumlah pesawat diketahui bertolak dari kota tersebut membawa warga Jepang dan Amerika Serikat. Adapun Komisi Eropa menyatakan bakal membantu memulangkan warga negara-negara Eropa setelah muncul permintaan dari Prancis.
Sebanyak 200 warga Jepang sudah diterbangkan dari Wuhan dan mendarat di Bandara Haneda, Tokyo. Sekitar 650 lainnya mengatakan ingin juga dipulangkan dan pemerintah Jepang mengaku sedang merencanakan penerbangan tambahan. Menurut media di Jepang, 200 warga Jepang yang baru tiba langsung diperiksa kesehatannya, namun tiada rencana untuk mengarantina mereka. Bagaimanapun, mereka diminta untuk tetap di rumah selama dua pekan agar kondisi kesehatan dapat terus dipantau.
Australia berencana memulangkan warganya dari Wuhan. Namun, sebagaimana dipaparkan Perdana Menteri Scott Morrison, orang-orang tersebut akan dikarantina selama dua pekan di Pulau Christmas—sekitar 2.000 kilometer dari daratan utama. Rencana itu memicu kontroversi lantaran pulau tersebut terkenal sebagai tempat penahanan imigran. Pulau itu kini ditempati sebuah keluarga Sri Lanka berisi empat orang. Namun, sejatinya fasilitas di sana dibangun untuk mengakomodasi lebih dari 1.000 orang.
Kementerian Luar Negeri Inggris tengah menyiapkan rencana untuk mengevakuasi sebanyak 200 warga Inggris dari Wuhan.
Secara terpisah, dua pesawat untuk menerbangkan warga negara-negara anggota Uni Eropa telah dijadwalkan. Menurut rencana, sebanyak 250 warga Prancis akan menumpang pesawat pertama.
Korea Selatan mengatakan 700 warganya akan terbang menggunakan empat pesawat pekan ini.
Kamis, 30 Januari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan situasi darurat global terkait virus korona-baru yang menyebar dari Tiongkok. Pengumuman ini diambil setelah Tiongkok melaporkan lonjakan angka kematian terbesar dalam sehari.
Jumat, 31 JanuariKementerian Kesehatan memastikan Indonesia memiliki kemampuan dalam mendeteksi virus korona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCov) sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tiongkok meminta negara-negara tetangga tidak berlebihan dalam mencegah penyebaran virus korona. Kedutaan besar Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meminta agar negara-negara tetangga mereka tidak perlu melakukan tindakan yang tidak perlu, seperti menutup perbatasan.
Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) Chandra Dwiputra mengungkapkan bahwa pihaknya melarang sementara kembalinya 300 karyawan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang merupakan warga asal Tiongkok ke Indonesia. Ia mengungkapkan, 300 karyawan proyek KCJB itu pulang untuk perayaan Imlek sejak akhir 2019 lalu. Ketika virus korona merebak, pihaknya pun memutuskan agar karyawan yang mudik tersebut tak kembali dulu ke Indonesia.